Beranda | Artikel
Belajar Bersikap Bijak
Minggu, 24 April 2011

BELAJAR BERSIKAP BIJAK

Termasuk nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya ketika ia mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tua dan guru-gurunya yang umumnya berusia lebih tua darinya.

Sekitar tahun 80 an, seorang pembimbing bercerita kepadaku, “Sikap bijak itu penting. Barangsiapa yang dikaruniai sikap bijak oleh Allah maka ia telah diberi kebaikan yang banyak.”

Pengalaman hidup menjadikan seorang lebih matang dan bijak dalam bersikap. Umumnya orang yang berusia tua itu bijaksana, karena ia memiliki banyak pengalaman hidup. Tapi tidak setiap orang yang berusia tua itu pasti bijak.

Ada seorang wanita  ditinggal wafat suaminya. Suaminya meninggalkan warisan berupa rumah yang besar.

Suatu hari wanita tersebut memberi tahu salah seorang anaknya, “Rumah ini akan dibeli kakakmu dengan harga sekian. ” Ia menyebut nilai jualnya dalam rupiah. Spontan anaknya menjawab, “Aku tidak setuju ! Tawarannya rendah.”

Kontan ibu tersebut marah dan menganggap anaknya telah berbuat durhaka dan membangkang kepada ibunya.

Anaknya kaget, tidak menyangka atas reaksi ibunya yang marah besar kepadanya. Ia menyesali sikapnya yang tidak bijaksana.

Sepatutnya anak tersebut  tidak membantah ibunya. Ia bisa mendatangi kakaknya untuk bernegoisasi. Silakan ia meminta kakaknya untuk menaikkan harga rumah. Ketika terjadi kesepakatan antara anak-anak, maka ibu tidak akan marah. Tapi jika ucapan orang tua dibantah, pada umumnya orang tua akan tersinggung dan marah.”

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita semua sikap bijak, aamiin.

Jumat 08 Nov 2019
Fariq Gasim Anuz


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/3048-belajar-bersikap-bijak.html